Penyakit diare (biasanya disebut “mencret”) ternyata tidak hanya diderita oleh orang dewasa. Pada bayi dan balita penyakit ini seringkali muncul dengan beberapa tanda khusus. Dan anda sebagai orang tua harus mewaspadai hal ini. Menurut pemaparan Dr. Kusnandi Rusmil, Sp.A dari RS Hasan Sadikin, Bandung, bahwa penyakit diare pada bayi/balita juga bisa dikarenakan bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu.
Umumnya, susu formulalah yang sering menyebabkan bayi mencret/diare. Sebab ada beberapa bayi yang menderita penyakit lactose intolerance. Dimana penyakit tersebut terjadi karena lambung bayi tidak mampu mencerna laktosa yang ada pada air susu formula. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi (dengan minum air putih).
Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. “Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik.”
Kusnandi menegaskan bahwa penyembuhan/obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.
Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. “Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang paling penting penting, dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI.”
Sementara diare disertai muntah, biasanya dikarenakan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. “Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter,” kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. “Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,” kata Kusnandi mengingatkan. Silakan baca juga: Cara Mengobati Penyakit Batuk – Pilek Pada Bayi yang Baik dan Benar.