Kolesterol tinggi sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dialami oleh orang dewasa. Namun, jangan salah, kolesterol tinggi juga bisa menyerang anak-anak, dan dampaknya bisa sangat serius. Kolesterol tinggi pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti jantung dan stroke saat mereka dewasa nanti. Yuk, kita pahami lebih dalam tentang kolesterol tinggi pada anak melalui artikel berikut ini.
Penyebab Kolesterol Tinggi pada Anak
Kolesterol adalah zat lemak yang bisa diproduksi secara alami oleh tubuh dan juga bisa didapatkan dari makanan hewani seperti susu dan daging. Kolesterol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membangun jaringan, memproduksi hormon, dan menghasilkan vitamin D. Namun, ketika kadar kolesterol terlalu tinggi, ia bisa menjadi masalah kesehatan serius.
Pada dasarnya, ada tiga faktor utama yang meningkatkan risiko kolesterol tinggi pada anak:
- Faktor Genetik: Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi lebih berisiko mengalami kondisi serupa.
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Mengonsumsi makanan tinggi lemak secara berlebihan dan kurang berolahraga.
- Obesitas: Kelebihan berat badan bisa memicu peningkatan kadar kolesterol.
Selain itu, kolesterol tinggi pada anak juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit ginjal, dan beberapa penyakit tiroid.
Baca juga: Defisiensi Hormon Pertumbuhan (GHD): Mengenal Lebih Jauh Kondisi Langka Ini
Diagnosis Kolesterol Tinggi pada Anak
Kolesterol tinggi pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas sehingga sulit disadari. Oleh karena itu, diagnosis biasanya dilakukan melalui tes darah sederhana. Pemeriksaan darah ini sangat penting, terutama bagi anak-anak yang memiliki faktor risiko kolesterol tinggi. Melalui tes darah, dokter bisa mengetahui kadar beberapa jenis kolesterol, antara lain:
- Kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein): Dikenal sebagai “kolesterol jahat” karena dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah jika kadarnya terlalu tinggi.
- Kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein): Dikenal sebagai “kolesterol baik” yang berfungsi mengembalikan kolesterol berlebih ke hati untuk dibuang.
- Trigliserida: Jenis lemak yang digunakan sebagai sumber energi. Namun, jika jumlahnya berlebih, trigliserida bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Kolesterol Non-HDL: Gabungan dari LDL dan trigliserida di dalam tubuh, termasuk VLDL (Very-Low-Density Lipoprotein).
- Kolesterol Total: Gabungan dari HDL, LDL, dan trigliserida per desiliter darah.
Dilansir dari Medline Plus, kadar kolesterol normal pada individu berusia 19 tahun ke bawah adalah:
- Kolesterol Total: <170 mg/dL.
- Non-HDL: <120 mg/dL.
- LDL: <110 mg/dL.
- HDL: >45 mg/dL.
Anak-anak dengan faktor risiko kolesterol tinggi direkomendasikan untuk memeriksa kadar kolesterol berkala sejak usia 9–11 tahun. Pada kasus tertentu, seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke, pemeriksaan bisa dilakukan sejak usia 2 tahun.
Pengobatan Kolesterol Tinggi pada Anak
Pengobatan utama untuk kolesterol tinggi pada anak adalah melalui perubahan pola hidup yang sehat, melibatkan seluruh keluarga. Beberapa pola hidup sehat yang perlu diterapkan adalah:
- Menjaga Berat Badan Ideal: Mengatur asupan kalori dan aktivitas fisik.
- Mengonsumsi Makanan Sehat dengan Gizi Seimbang: Mengutamakan lemak tak jenuh seperti minyak kanola, minyak zaitun, almond, tuna, salmon, dan selai kacang. Mengurangi makanan tinggi lemak jenuh seperti gorengan.
- Membatasi Konsumsi Makanan Tinggi Gula: Gula berlebih bisa meningkatkan kadar kolesterol.
- Mengonsumsi Serat Secukupnya: Minimal 25–30 gram per hari. Serat membantu menurunkan kadar kolesterol.
- Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, jogging, dan aerobik bisa membantu mengatur kadar kolesterol.
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk menurunkan kadar kolesterol, dokter mungkin akan mempertimbangkan penggunaan obat-obatan, terutama jika anak:
- Berusia setidaknya 10 tahun.
- Memiliki kadar LDL lebih dari 190 mg/dL meskipun sudah mengubah pola makan dan olahraga selama enam bulan.
- Memiliki kadar LDL lebih dari 160 mg/dL dan berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
- Mengalami hiperkolesterolemia familial, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan kadar kolesterol sangat tinggi.
Baca juga: Mengenal Sindrom Dravet: Epilepsi Langka yang Perlu Diwaspadai
Kesimpulan
Kolesterol tinggi pada anak adalah masalah kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Dengan memahami penyebab, diagnosis, dan pengobatan yang tepat, orang tua bisa membantu mengurangi risiko penyakit kronis pada anak di masa depan. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi kesehatan anak. Informasi di atas hanya untuk tujuan edukasi dan tidak menggantikan saran medis dari dokter.