Bolehkah Bayi Minum ASI Dingin? Ini Penjelasan dan Tipsnya

Bolehkah Bayi Minum ASI Dingin

Bagi banyak ibu, pengalaman menyusui kadang tidak selalu berjalan mulus. Rasa sakit yang muncul akibat luka di area puting sering kali membuat ibu mencari alternatif lain, seperti memerah ASI dan menyimpannya di dalam lemari pendingin. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah aman memberikan ASI dingin langsung dari kulkas kepada bayi? Jika iya, apa saja yang harus diperhatikan? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

ASI Dingin untuk Bayi: Apakah Aman?

Secara medis, bayi sebenarnya bisa saja mengonsumsi ASI yang masih dingin setelah dikeluarkan dari lemari pendingin. Tidak ada masalah kesehatan yang signifikan terkait hal ini, bahkan ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh. Misalnya, ASI beku yang dingin dapat digunakan untuk meredakan nyeri pada gusi bayi yang sedang tumbuh gigi. Oleh karena itu, ibu tidak perlu selalu menghangatkan ASI sebelum memberikannya kepada si kecil.

Namun, penting untuk diingat bahwa penyimpanan ASI harus dilakukan dengan benar. Menjaga kualitas ASI adalah kunci utama agar nutrisi yang diberikan kepada bayi tetap optimal.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memberikan ASI Dingin

Meskipun memberikan ASI dingin kepada bayi dianggap aman, ada beberapa kondisi khusus yang perlu diperhatikan. Jika bayi dalam keadaan sehat dan tidak memiliki kondisi medis tertentu, maka ASI dingin bisa diberikan tanpa khawatir. Namun, bayi prematur adalah pengecualian yang penting. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Menoufia Medical Journal, bayi yang lahir prematur sebaiknya diberi ASI dengan suhu yang mendekati suhu tubuh normal.

Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan bayi prematur yang masih belum berkembang sepenuhnya, sehingga rentan terhadap feeding intolerance. Kondisi ini ditandai dengan:

  1. Peningkatan residu lambung: Sisa makanan atau cairan yang tertinggal di lambung.
  2. Distensi abdomen: Perut yang menggembung karena penumpukan gas atau cairan.
  3. Refluks: Naiknya makanan beserta cairan asam lambung ke kerongkongan.

Komplikasi yang bisa terjadi akibat feeding intolerance termasuk apnea (henti napas), bradikardia (detak jantung melambat), dan ketidakstabilan suhu tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa ASI dengan suhu normal tubuh dapat mengurangi risiko komplikasi tersebut.

Selain itu, bayi yang terbiasa menyusu langsung dari payudara yang hangat mungkin kurang nyaman minum ASI yang dingin. Jika si kecil menolak ASI dingin, ibu bisa menghangatkannya hingga mencapai suhu ruang.

Cara Aman Mencairkan ASI Beku (Thawing)

Jika ASI disimpan dalam bentuk beku di lemari es, ibu perlu melakukan thawing sebelum memberikannya kepada bayi. Thawing adalah proses mencairkan ASI yang telah dibekukan agar kembali ke bentuk cair dan siap diminum. Berikut adalah beberapa metode aman untuk mencairkan ASI beku:

  1. Di lemari pendingin: ASI beku bisa diletakkan di lemari pendingin semalaman. Setelah dicairkan, ASI dapat digunakan hingga 24 jam ke depan. Pastikan ASI tidak dibekukan kembali setelah dicairkan.
  2. Dalam air hangat: Letakkan ASI beku di dalam wadah yang berisi air hangat dengan suhu di bawah 37 derajat Celsius. Proses ini akan mencairkan ASI secara perlahan dan aman untuk bayi.
  3. Di bawah air mengalir: Anda juga bisa mencairkan ASI dengan menempatkan wadahnya di bawah air mengalir bersuhu suam-suam kuku sampai mencair.

Peringatan: Hindari mencairkan atau menghangatkan ASI di dalam microwave. Hal ini bisa merusak kandungan nutrisi dalam ASI dan menyebabkan ASI menjadi terlalu panas, yang berisiko membakar mulut bayi. Selain itu, jangan pernah membekukan kembali ASI yang telah dicairkan.

Tips Menyimpan ASI Perah agar Tetap Berkualitas

Untuk menjaga kualitas ASI yang telah diperah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat penyimpanannya:

  1. Gunakan wadah yang tepat: Pilih kantong khusus yang aman untuk makanan (food grade), terbuat dari kaca atau plastik yang memiliki penutup rapat.
  2. Hindari botol sekali pakai: Botol sekali pakai tidak dianjurkan untuk menyimpan ASI karena mungkin tidak memberikan perlindungan yang cukup.
  3. Berikan label pada wadah: Cantumkan tanggal pertama kali ASI diperah pada kantong atau wadah untuk memantau kesegaran ASI.
  4. Simpan di tempat yang sesuai: ASI bisa disimpan di ruangan bersuhu kamar hingga 4 jam, di lemari pendingin hingga 4 hari, dan di freezer hingga 6 bulan. Untuk kualitas terbaik, simpan ASI di bagian dalam freezer, bukan di pintu.

Pastikan juga untuk tidak mencampurkan ASI yang sudah dibekukan dengan ASI yang baru diperah, serta jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk diberikan di waktu berikutnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, tidak ada larangan untuk memberikan ASI dingin kepada bayi selama ia dalam kondisi sehat. Namun, pastikan Anda menyimpan dan menangani ASI dengan cara yang tepat untuk menjaga kualitasnya. Informasi di atas bersifat edukatif dan tidak dapat menggantikan nasihat medis profesional. Jika Anda ragu, konsultasikan dengan dokter atau ahli laktasi untuk mendapatkan saran yang sesuai.