Penyebab stunting akibat kurang gizi merupakan masalah serius yang mengancam perkembangan anak. Stunting, kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, berdampak luas pada kesehatan fisik dan mental anak, bahkan hingga dewasa. Kurangnya asupan nutrisi penting selama masa pertumbuhan, baik sebelum maupun sesudah lahir, menjadi faktor utama penyebab kondisi ini. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana kekurangan gizi berdampak signifikan terhadap perkembangan anak.
Kekurangan gizi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari akses terbatas terhadap makanan bergizi, praktik pengasuhan yang kurang tepat, hingga faktor lingkungan dan kemiskinan. Pemahaman yang komprehensif tentang jenis-jenis kekurangan gizi, dampaknya terhadap pertumbuhan anak, dan strategi pencegahan yang efektif sangatlah penting untuk mengatasi masalah stunting secara menyeluruh.
Stunting Akibat Kurang Gizi
Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak, menjadi masalah serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan tinggi badan anak yang jauh di bawah standar usianya, dan salah satu penyebab utamanya adalah kekurangan gizi. Kekurangan nutrisi penting selama masa pertumbuhan, terutama di 1000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga usia dua tahun), dapat berdampak signifikan dan jangka panjang pada perkembangan fisik dan mental anak.
Kekurangan gizi berperan besar dalam memicu stunting karena nutrisi yang cukup sangat vital untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh, termasuk otak. Nutrisi berperan sebagai bahan baku pembangunan sel dan jaringan, dan kekurangannya akan menghambat proses pertumbuhan optimal. Akibatnya, anak mengalami hambatan pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan bahkan perkembangan kognitifnya.
Jenis-jenis Kekurangan Gizi Penyebab Stunting
Berbagai jenis kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting. Kekurangan ini bisa berupa kekurangan gizi makro (energi, protein, dan karbohidrat) maupun gizi mikro (vitamin dan mineral). Kekurangan gizi makro umumnya menyebabkan masalah pertumbuhan fisik yang terlihat langsung, sementara kekurangan gizi mikro dapat berdampak lebih halus, namun sama pentingnya bagi perkembangan anak.
- Kekurangan Energi Kronis (KEK): Kondisi ini terjadi ketika asupan energi (kalori) secara konsisten kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan bahan bakar untuk pertumbuhan dan perkembangan.
- Kekurangan Protein Energi (KPE): Merupakan kombinasi kekurangan energi dan protein, yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan perkembangan otak.
- Kekurangan Zat Besi (Anemia Defisiensi Besi): Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah, dan kekurangannya menyebabkan anemia yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
- Kekurangan Vitamin A: Vitamin A sangat penting untuk pertumbuhan sel dan penglihatan, kekurangannya dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatkan risiko infeksi.
- Kekurangan Iodium: Iodium penting untuk produksi hormon tiroid, yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan otak. Kekurangannya dapat menyebabkan gangguan perkembangan mental.
- Kekurangan Seng: Seng berperan dalam berbagai proses metabolisme, termasuk pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangannya dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Dampak Kekurangan Gizi Makro dan Mikro terhadap Perkembangan Anak
Tabel berikut membandingkan dampak kekurangan gizi makro dan mikro terhadap perkembangan anak. Perlu diingat bahwa dampak ini bisa saling berkaitan dan kompleksitasnya bergantung pada tingkat keparahan dan durasi kekurangan gizi.
Stunting, masalah serius akibat kurangnya asupan gizi seimbang sejak dini. Kekurangan nutrisi penting, seperti asam lemak, berdampak besar pada perkembangan otak anak. Nah, untuk perkembangan otak yang optimal, kita perlu memperhatikan asupan nutrisi penting, lho. Salah satu nutrisi yang berperan penting adalah Omega-3, yang bisa kamu baca lebih lanjut di sini: Omega-3 sebagai nutrisi otak.
Kurangnya Omega-3, misalnya, juga bisa menjadi salah satu penyebab stunting karena berpengaruh pada perkembangan sel otak dan sistem saraf. Jadi, perhatikan asupan nutrisi seimbang untuk mencegah stunting.
Jenis Kekurangan Gizi | Dampak Fisik | Dampak Kognitif | Pencegahan |
---|---|---|---|
Kekurangan Energi Kronis (KEK) | Pertumbuhan terhambat, berat badan rendah, tubuh kurus | Konsentrasi menurun, kemampuan belajar terganggu | Asupan makanan bergizi seimbang, kaya kalori |
Kekurangan Protein Energi (KPE) | Pertumbuhan terhambat, berat badan rendah, otot mengecil | Perkembangan otak terhambat, IQ rendah, gangguan perilaku | Konsumsi makanan kaya protein dan energi, seperti daging, telur, kacang-kacangan |
Kekurangan Zat Besi | Anemia, pucat, mudah lelah | Konsentrasi menurun, kemampuan belajar terganggu | Konsumsi makanan kaya zat besi, seperti bayam, hati, dan suplementasi jika diperlukan |
Kekurangan Vitamin A | Gangguan penglihatan, kulit kering, mudah terserang infeksi | Perkembangan otak terganggu | Konsumsi makanan kaya vitamin A, seperti wortel, ubi jalar, dan suplementasi jika diperlukan |
Kekurangan Iodium | Gangguan pertumbuhan | Kretinisme (gangguan perkembangan mental dan fisik yang parah) | Konsumsi garam beryodium |
Kekurangan Seng | Gangguan pertumbuhan, luka sulit sembuh | Gangguan perkembangan kognitif | Konsumsi makanan kaya seng, seperti daging, unggas, dan kacang-kacangan |
Dampak Kekurangan Protein terhadap Pertumbuhan Otak Anak
Kekurangan protein, terutama di masa pertumbuhan awal, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan otak anak. Protein merupakan komponen utama dalam pembentukan sel-sel otak, neurotransmiter, dan mielin (lapisan pelindung serabut saraf). Bayangkan otak sebagai sebuah bangunan yang sedang dibangun. Protein adalah batu bata, semen, dan besi penyangga. Jika batu bata (protein) tidak cukup, bangunan (otak) tidak akan kokoh dan tidak dapat berkembang secara optimal.
Stunting, masalah serius akibat kurang gizi, sering disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak memadai sejak dini. Untuk mencegahnya, penting banget nih menerapkan pola makan yang tepat, seperti yang dibahas di artikel Pola makan gizi seimbang di era modern , yang memberikan panduan praktis mengenai komposisi makanan bergizi seimbang. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip gizi seimbang sejak awal kehidupan, kita bisa meminimalisir risiko stunting dan menjamin tumbuh kembang anak yang optimal.
Kekurangan zat gizi mikro dan makro memang jadi pemicu utama masalah ini.
Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan jumlah sel otak, koneksi antar sel otak yang lemah, dan pembentukan mielin yang tidak sempurna. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan kognitif, seperti kesulitan belajar, penurunan IQ, dan gangguan perilaku.
Misalnya, seorang anak yang kekurangan protein sejak bayi mungkin akan mengalami kesulitan dalam hal daya ingat, kemampuan pemecahan masalah, dan perkembangan bahasa. Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang pada pendidikan dan kualitas hidupnya.
Faktor Risiko Kekurangan Gizi Penyebab Stunting: Penyebab Stunting Akibat Kurang Gizi
Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak, erat kaitannya dengan kekurangan gizi. Kekurangan gizi ini bukan hanya masalah kurang makan, tetapi juga masalah akses dan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang optimal. Faktor risiko kekurangan gizi penyebab stunting sangat beragam, melibatkan ibu hamil, bayi, balita, dan lingkungan sekitar mereka. Pemahaman mendalam tentang faktor-faktor ini krusial dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.
Faktor Risiko Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil
Nutrisi ibu hamil sangat berpengaruh pada pertumbuhan janin. Kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan yodium selama kehamilan dapat mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko stunting pada anak. Selain itu, kondisi kesehatan ibu seperti anemia, infeksi, dan penyakit kronis juga dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan pertumbuhan janin. Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis (KEK) juga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan faktor risiko stunting.
Stunting, masalah serius yang disebabkan kekurangan gizi kronis pada anak, bisa dicegah lho! Salah satu faktor utamanya adalah asupan nutrisi yang tidak memadai, terutama pada periode penting pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI). Untuk itu, penting banget nih memahami nutrisi penting dalam MPASI, seperti yang dibahas lengkap di artikel ini: Nutrisi penting dalam MPASI.
Dengan pemahaman yang baik tentang nutrisi ini, kita bisa mencegah stunting dan memberikan anak-anak kita masa depan yang lebih sehat dan cerah. Jadi, mari kita perhatikan betul asupan gizi anak sejak dini!
Faktor Risiko Kekurangan Gizi pada Bayi dan Anak Balita, Penyebab stunting akibat kurang gizi
Setelah lahir, bayi dan anak balita tetap membutuhkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang. Praktik pemberian makan yang tidak tepat, seperti pemberian ASI eksklusif kurang dari 6 bulan atau pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak sesuai, dapat menyebabkan kekurangan gizi. Infeksi berulang, diare, dan penyakit lainnya juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi gizi anak. Selain itu, kurangnya stimulasi dan perawatan yang optimal juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Faktor Lingkungan yang Berkontribusi pada Kekurangan Gizi
Lingkungan memainkan peran penting dalam menentukan akses dan kualitas nutrisi yang diterima anak. Akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kekurangan gizi. Keadaan rumah yang tidak layak huni dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan juga berkontribusi pada masalah ini. Lingkungan yang tercemar juga dapat mempengaruhi kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Peran Akses terhadap Makanan Bergizi dalam Pencegahan Stunting
Akses terhadap makanan bergizi merupakan faktor kunci dalam pencegahan stunting. Ketersediaan pangan yang beragam dan bergizi, serta pengetahuan tentang pola makan sehat, sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup. Program intervensi gizi yang efektif harus mempertimbangkan faktor aksesibilitas, keterjangkauan, dan kesesuaian makanan bergizi dengan budaya setempat. Pendidikan gizi bagi ibu hamil dan keluarga juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi dan pola makan yang sehat.
Dampak Kemiskinan terhadap Akses Nutrisi yang Cukup
Kemiskinan merupakan faktor penghambat utama akses terhadap nutrisi yang cukup. Keluarga miskin seringkali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga mereka, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Mereka mungkin tidak mampu membeli makanan bergizi, atau bahkan hanya mampu mengonsumsi makanan pokok yang kurang beragam dan bergizi. Akibatnya, anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami kekurangan gizi dan stunting. Contohnya, keluarga yang hanya mampu membeli beras sebagai makanan pokok setiap hari akan kekurangan zat besi dan vitamin lainnya yang penting untuk pertumbuhan. Begitu pula dengan keluarga yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas terhadap sumber pangan yang beragam.
Jenis-jenis Kekurangan Gizi dan Dampaknya
Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak, seringkali disebabkan oleh kekurangan gizi yang kronis. Kekurangan ini tidak hanya terbatas pada satu jenis nutrisi, melainkan bisa berupa kombinasi berbagai jenis kekurangan yang saling mempengaruhi dan memperparah kondisi. Pemahaman tentang jenis-jenis kekurangan gizi ini sangat penting untuk pencegahan dan penanganan stunting yang efektif.
Berbagai jenis kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting, meliputi kekurangan energi kronis, kekurangan protein energi, dan defisiensi mikronutrien. Kekurangan ini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.
Kekurangan Energi Kronis
Kekurangan energi kronis terjadi ketika asupan kalori anak secara konsisten jauh di bawah kebutuhan tubuhnya untuk pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini membuat tubuh kekurangan energi untuk menjalankan fungsi-fungsi vital, termasuk pertumbuhan sel dan jaringan. Akibatnya, anak akan mengalami pertumbuhan yang terhambat, berat badan rendah, dan mudah lelah. Perkembangan kognitif juga bisa terganggu karena otak membutuhkan energi yang cukup untuk berfungsi optimal.
Contoh makanan yang kaya energi antara lain nasi, jagung, ubi, kentang, dan berbagai jenis biji-bijian. Makanan ini perlu dikombinasikan dengan sumber protein dan mikronutrien lainnya agar asupan nutrisi seimbang.
Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak, terutama di masa pertumbuhan. Ini seringkali berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi. Untuk memastikan si kecil mendapatkan nutrisi seimbang, para orang tua perlu memahami perbedaan penting antara MPASI rumahan dan MPASI instan, seperti yang dijelaskan di artikel ini: Perbedaan MPASI rumahan dan MPASI instan. Memilih jenis MPASI yang tepat dan kaya nutrisi akan sangat berpengaruh dalam mencegah stunting dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Jadi, perhatikan baik-baik kandungan gizinya ya!
Kekurangan Protein Energi
Kekurangan protein energi (KEP) merupakan bentuk kekurangan gizi yang paling umum menyebabkan stunting. Kondisi ini ditandai dengan kekurangan baik kalori maupun protein dalam makanan. Protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, sementara kalori menyediakan energi untuk proses-proses tersebut. Kekurangan keduanya secara bersamaan akan sangat menghambat pertumbuhan fisik anak, menyebabkan berat badan dan tinggi badan di bawah standar, serta meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
Sumber protein yang baik dan terjangkau antara lain telur, kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), ikan kecil, dan daging ayam. Gabungkan dengan sumber karbohidrat kompleks untuk memenuhi kebutuhan energi.
Defisiensi Mikronutrien
Defisiensi mikronutrien merujuk pada kekurangan vitamin dan mineral esensial, seperti zat besi, yodium, zinc, dan vitamin A. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, mikronutrien berperan sangat penting dalam berbagai proses metabolisme tubuh, termasuk pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting.
- Kekurangan Zat Besi: Menyebabkan anemia, yang berdampak pada kemampuan darah membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Hal ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
- Kekurangan Yodium: Menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, termasuk gangguan mental.
- Kekurangan Zinc: Menghambat pertumbuhan, meningkatkan risiko infeksi, dan mempengaruhi perkembangan kognitif.
- Kekurangan Vitamin A: Menurunkan daya tahan tubuh, mengganggu pertumbuhan, dan meningkatkan risiko infeksi mata.
Daftar Makanan Pencegah Stunting (Mudah Didapat dan Terjangkau)
Makanan | Nilai Gizi (Perkiraan) |
---|---|
Nasi putih | Sumber karbohidrat |
Ubi jalar | Sumber karbohidrat, vitamin A |
Telur | Sumber protein, vitamin dan mineral |
Ikan teri | Sumber protein, kalsium |
Bayam | Sumber zat besi, vitamin |
Kacang hijau | Sumber protein, zat besi |
Dampak Kekurangan Zat Besi terhadap Perkembangan Sel Darah Merah dan Pertumbuhan Anak
Kekurangan zat besi menghambat produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, jumlah sel darah merah berkurang (anemia), dan pasokan oksigen ke jaringan tubuh, termasuk otak dan organ vital lainnya, menjadi terbatas. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan terhambat, kelelahan, dan penurunan daya tahan tubuh. Anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan sulit berkonsentrasi, sehingga perkembangan kognitifnya juga terpengaruh.
Secara visual, kita dapat membayangkan sel darah merah yang lebih kecil dan pucat dibandingkan sel darah merah yang sehat, sehingga kemampuannya membawa oksigen juga berkurang. Hal ini seperti sebuah mobil yang mesinnya kurang bertenaga, sehingga tidak dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuannya.
Strategi Pencegahan Stunting Akibat Kurang Gizi
Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak, merupakan masalah serius yang berdampak jangka panjang. Kurang gizi menjadi penyebab utama, sehingga pencegahannya memerlukan strategi terpadu yang melibatkan berbagai pihak dan mencakup tahapan kehidupan kritis, yaitu sejak kehamilan hingga masa balita. Berikut ini beberapa strategi kunci untuk mencegah stunting akibat kurang gizi.
Intervensi Terintegrasi untuk Ibu Hamil, Bayi, dan Balita
Pencegahan stunting membutuhkan pendekatan holistik yang menyasar berbagai tahapan kehidupan. Intervensi pada ibu hamil sangat penting untuk memastikan pertumbuhan janin optimal. Setelah lahir, bayi memerlukan nutrisi yang cukup melalui ASI eksklusif dan MPASI yang bergizi. Anak balita juga membutuhkan pemantauan gizi dan asupan makanan yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
- Ibu Hamil: Pemenuhan gizi ibu hamil melalui konsumsi makanan bergizi seimbang, suplementasi zat besi dan asam folat, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin.
- Bayi (0-6 bulan): Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, memberikan nutrisi optimal dan antibodi penting bagi bayi.
- Balita (6-24 bulan): Pemberian MPASI yang bergizi, beragam, dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, serta memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
Tips Meningkatkan Asupan Gizi Ibu Hamil dan Anak
Meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan anak memerlukan strategi praktis dan mudah diterapkan. Berikut beberapa tips yang dapat diimplementasikan:
- Ibu Hamil: Konsumsi makanan kaya zat besi (bayam, hati ayam), asam folat (sayuran hijau), protein (ikan, telur, daging), dan kalsium (susu, keju). Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
- Anak: Berikan makanan beragam dan bergizi seimbang, termasuk buah dan sayur. Batasi konsumsi makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji. Libatkan anak dalam proses pemilihan dan penyiapan makanan untuk meningkatkan minat makan.
Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif dan MPASI Bergizi
ASI eksklusif merupakan nutrisi terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, MPASI diberikan sebagai pelengkap ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang semakin meningkat. Keduanya sangat penting dalam pencegahan stunting.
- ASI Eksklusif: Memberikan antibodi, nutrisi, dan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Meminimalisir risiko infeksi dan penyakit.
- MPASI Bergizi: MPASI harus beragam, mulai dari bubur, nasi tim, hingga makanan padat yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak untuk mengunyah. Perhatikan tekstur, rasa, dan kebersihan makanan.
Peran Pendidikan Gizi dan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan gizi dan kesehatan masyarakat memegang peran kunci dalam pencegahan stunting. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gizi, pola makan sehat, dan pentingnya perawatan kesehatan anak, kita dapat mencegah stunting secara efektif.
- Penyuluhan Gizi: Program penyuluhan gizi yang mudah dipahami dan diakses oleh masyarakat luas, mencakup informasi tentang makanan bergizi, pola makan sehat, dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
- Keterlibatan Kader Kesehatan: Pemantauan pertumbuhan anak secara berkala oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan lainnya, serta pemberian konseling gizi yang tepat sasaran.
Kerjasama Lintas Sektor dalam Penanggulangan Stunting
Penanggulangan stunting memerlukan kerjasama yang erat antar berbagai sektor. Tidak hanya sektor kesehatan, tetapi juga sektor pendidikan, pertanian, dan ekonomi perlu terlibat aktif.
“Penanggulangan stunting membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan. Kerja sama yang sinergis dan terintegrasi adalah kunci keberhasilan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.”
Stunting akibat kurang gizi merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks, namun dapat diatasi dengan pendekatan terpadu. Pencegahan stunting membutuhkan kerjasama lintas sektor, mulai dari peningkatan akses terhadap makanan bergizi, pendidikan gizi bagi ibu hamil dan masyarakat, hingga intervensi kesehatan yang tepat sasaran. Dengan komitmen dan upaya bersama, kita dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas, terbebas dari ancaman stunting.
Pertanyaan Populer dan Jawabannya
Apa perbedaan stunting dengan gizi buruk?
Stunting mengacu pada rendahnya tinggi badan untuk usia, indikator gagal tumbuh kronis. Gizi buruk mencakup berbagai masalah nutrisi, termasuk stunting, wasting (penurunan berat badan untuk usia), dan underweight (berat badan rendah untuk usia).
Apakah stunting dapat disembuhkan?
Stunting sulit disembuhkan sepenuhnya setelah anak melewati masa pertumbuhan kritis. Namun, intervensi nutrisi dan stimulasi perkembangan dapat meminimalkan dampak jangka panjangnya.
Peran apa yang bisa dimainkan oleh ayah dalam pencegahan stunting?
Ayah berperan penting dalam mendukung ibu hamil dan anak, memberikan dukungan finansial untuk akses nutrisi, dan ikut serta dalam pengasuhan anak.
Bisakah stunting dicegah hanya dengan memberikan suplemen?
Tidak. Suplemen hanya bagian dari solusi. Asupan nutrisi seimbang melalui makanan bergizi tetap menjadi kunci utama pencegahan stunting.