Pada dasarnya melepeh, menyembur, dan memuntahkan kembali makanan yg ada di mulut saat awal Mpasi adalah hal yang wajar. Sebab anak masih belajar mengenal rasa, masih beradaptasi dengan makanan semi padat karena selama 6 bulan yang diterima anak hanyalah cairan (ASI/sufor). Jadi butuh ketelatenan dan kesabaran bunda dalam menghadapi anak yang susah makan atau GTM. Jika dihadapi dengan sabar, insyallah anak akan pintar makan dan lahap.
Ketika anak mulai pintar dan lahap makan, akan ada masa di mana anak akan sulit makan (GTM). Apalagi GTM nya anak diikuti berat badan yang menurun atau tak kunjung naik. Padahal di usia ini, asupan nutrisi yang berkembang sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Jika berat badan anak stag selama 2 bulan atau tidak ada kenaikan yg diikuti dengan prilaku anak yang malas makan sebaiknyan segera konsultasikan ke dokter. Dikhawatirkan anak terkena ADB, ISK, TB dll. Serta Harus tetap observasi jika ada indikasi yang mengarah ke ADB, ISK, dan TB. Bukan berarti anak malas makan ada indikasi terkena penyakit tersebut.
Biasanya karena panik dan bingung, orang tua menjadi lebih permisif pada anak. Misalnya membiarkan anak hanya makan biskuit favoritenya, hanya memberikan susu sebagai pengganti makananya atau mengijinkan anak mengonsumsi junkfood kesukaanya secara terus-menerus. Ada pula orang tua yang sibuk mencari vitamin penambah nafsu makan, mengajak anak makan berkeliling kompleks saat waktu makan. Padahal cara ini dapat membuat anak bisa sakit, karena makananya bisa terkena debu atau yang lain. Bahkan Ada juga yang mengajak anaknya makan sembari bermain. Benarkah ini?
Menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering GTMpada anak adalah inappropiate feeding practice, prilaku makan yang tidak benar atau pemberian makan yang tidak sesuai usia. Sering kali hal ini terjadi sejak fase penyapihan atau waktu dimulainya pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian makan yang benar harus memperhatikan beberapa hal seperti tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan penyiapan dan penyajian makanan serta harus sesuai tahapan perkembangan anak. Pemberian makanan sesuai tahapan perkembangan anak mencakup tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair.
Faktor-faktor penyebab dan cara mengatasi/mencegah bayi dan balita mengalami GTM
1. Sedang tumbuh gigi
Anak yang sedang mengalami tumbuh gigi cenderung menolak makanan dikarenakan rasa yang tidak nyaman pada gusinya. Bayangkan kita saja yang dewasa kalau sakit gigi pasti kurang lahap makan atau bahkan tidak mau makan. Begitu pula anak yang lagi tumbuh gigi. Gusinya akan terasa sensitif dengan makan makanan yang keras. Oleh karena itu, disarankan untuk turun tekstur saat anak tumgi. Bisa bubur atau saring dalam bentuk puree. Untuk cemilan beri buah yang dingin jika anak tidak ada alergi terhadap makanan dingin. Es lolly atau es krim homemade.
2. Sedang sakit/tidak enak badan
Jangankan pada anak, kita saja yang sudah dewasa jika sedang sakit juga tidak nafsu makan. Solusinya buatkan makanan kesukaan anak. Ibu pasti paham apa makaanan kesukaan anaknya. Bisa juga buatkan sup hangat atau jus. Paling utama sembuhkan dahulu sakitnya selanjutnya nafsu terhadap makanan akan mengikuti.
3. Bosan
Variasikan menu makanan. Ubah pola pikir bahwa makan berarti harus makan nasi. Ganti nasi dengan bahan-bahan lainnya seperti pasta, kentang, ubi, mee sua, macaroni, dll. Jika anak bosan dengan makanan berkuah, coba berikan makanan yang kering tanpa kuah. Terkadang kita lupa bahwa kita orang dewasa saja tidak selalu makan nasi kan? Ada kalanya kita pun ingin makan mie ayam. Kalau anak bosan dengan tekstur makanan biasa yg seperti ia makan, maka naikan tekstur makananya. Misal awalnya hanya puree naikan ke puree agak kasar bisa dilatih dengan 30%lumat 70%kasar begitu selanjutnya. Naik tekstur mengajarkana nak mengunyah dan mengunyah sangat baik utk pergerakan rahang anak serta mempercepat pertumbuhan gigi. Atau kenalkan anak makan dalam bentuk finger food. Jika anak bosan dengan suasana makan yang monoton, buat jadi lebih ceria dengan makan bersama dengannya dan berikan pujian jika anak mau makan.
4. Trauma pada alat makan
Trauma bisa terjadi pada anak misalnya trauma pada sendok karena terlalu sering dipaksa makan atau disuapi obat. Kalau anak trauma pada sendok bisa disuapi dengan tangan atau ajarkan anak makan dengan finger food. Ganti alat makan dengan warna yang mencolok dan menarik. Karna pada dasarnya anak suka dengan warna yang mencolok.
5. Memilih makanan/picky eater
Anak kecil pun memiliki jenis-jenis makanan yang dia sukai dan tidak sukai. Ketika dia tidak suka terhadap satu jenis makanan bisa membuatnya menutup mulut dan tidak mau makan. Oleh karena itu mpasi yang kami sarankan adalah homemade bunda lebih bisa berkreasi semenarik mungkin agar anak lahap makan. Bisa mencobakan menu-menu baru untuk anak. Sementara anak yg terbiasa makan mpasi instan akan cendrung untuk picky eater sebab sudah terbiasa dengan makanan yg gurih dan manis juga terbiasa dengan tekstur yg lembut.
6. Tidak fokus
Makan dengan kondisi ada banyak mainan atau orang disekitarnya bisa membuat anak tidak fokus dan lebih memilih untuk bermain daripada makan. Jadi sebaiknya ini dihindari. Dalam meja makan atau ruangan makan hanya ada ibu, anak dan makananya.
Kesimpulan dari mengatasi GTM pada anak yakni sebelum memberi makan ciptakan dahulu suasana nyaman dan senag kepada anak. Disiplinkan anak makan dengan durasi 30 menit habis tidak habis di stop. Beri porsi sedikit frekuensi makan di tambah. Jika ditengah-tengah anak makan ia mulai GTM jangan memarahinya apalagi memukulnya beri ia respon yang positif serta pujian. Makan bukan proses membuat anak menjadi gemuk akan tetapi asupan gizi yang terpenuhi itulah yang paling utama. Bunda harus pintar dalam berkreasi dan jangan patah semangat. Sebab setiap anak akan mengalami fase di mana ia akan malas makan. Jadi bunda harus sekreatif mungkin menciptakan ide-ide agar anak terlepas dari yang namanya GTM. Tetap semangat ya bunda. Semoga postingan ini membantu bagi bunda yang anaknya saat ini sedang GTM.
Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia, UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Pendekatan diagnosis dan tata laksana masalah makan pada batita di Indonesia. Jakarta: IDAI;2014. 13 hal.