Ketahui Tentang 4 Warna PUP si Kecil dan Kaitannya dengan Kesehatan

Tahukah bunda bahwa normal atau tidaknya sistem pencernaan makanan si kecil dapat terdeteksi dari warna feses/tahi/pupnya. Umumnya, warna-warna pup bayi dibedakan menjadi warna kuning atau cokelat, hijau, merah, putih atau keabu-abuan bahkan hitam.

1. Pup Si Kecil Berwarna Kuning

Warna kuning mengindikasikan feses/pup/tahi yang normal pada bayi. Susu yang dikonsumsi si kecil sangat mempengaruhi warna pupnya. Bila si kecil minum ASI secara eksklusif, maka pupnya berwarna lebih cerah, didominasi warna kuning, karena itu disebut sebagai golden feses. Berarti ia memperoleh ASI penuh dari ibunya, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang).

Warna kuning pada feses bayi ini timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat dari dalam hati serta disimpan dalam beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Jika di dalam usus terdapat lemak/lipid yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap oleh usus halus. Sedangkan jika yang diminum bayi adalah susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna pup akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecokelatan, atau cokelat kehijauan.

2. Pup Si Kecil Berwarna Hijau

Pup/feses bayi warna hijau tergolong ketegori normal. Walaupun begitu, warna ini tidak boleh terus muncul artinya cara ibunya memberi ASI belum benar. Yang terisap oleh si kecil hanya foremilk saja, sedangkan hindmilknya tidak. Kasus semacam ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah. Dalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat si kecil menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dahulu. Bagian ini lebih banyak mempunyai kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi cepat lapar. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis.

Hindmik (ASI belakang) mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat tinja/feses/pup/tai si kecil menjadi berwarna kuning. Jika si kecil hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, maka terjadi perubahan pada proses pencernaan yang pada akhirnya membuat pup si kecil berwarna hijau. Bahkan dari hal tersebut juga terbentuk gas yang terlalu banyak, sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik). Apabila warna pup hijau dan kuning, berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dan foremilk sampai hindmilk.

3. Pup Si Kecil Berwarna Merah

Warna merah pada kotoran si kecil bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Akan tetapi, dokter akan tetap mendiagnosa dan mengamati apakah warna merah tersebut darah dari ibunya atau dari dirinya sendiri.

Warna pup feses bayi normal dan tidak normal
Warna pup feses bayi normal dan tidak normal

Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada pupnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu hingga 3 hari.  Bila darah itu tetap muncul pada pupnya (bisa cair atau bergumpal), dan ternyata bukan dari darah ibunya, maka perlu pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Kemungkinan hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan serius kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.

Darah jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, sebab menu bayi belum banyak ragamnya. Kalau penyakitnya sudha serius, biasanya bayi punya keluhan lainnya, seperti perutnya membuncit atau menegang, demam, rewel, menangis, muntah dan bahkan kesakitan.

4. Pup Si Kecil Berwarna Putih/Keabu-abuan

Warna pup/feses/tinja bayi putih/keabu-abuan perlu diwaspadai karena bisa membahayakan bagi kesehatan bayi secara umum. Jika warna pup bayi berwarna putih dan keabu-abuan, baik itu bentuknya encer atau padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan, sebab bisa disebabkan gangguan pada organ hati atau penyumbatan pada saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak mampu memberi warna pada fesesnya. Hal ini tidak boleh terjadi karena sudah “lampu merah”. Bila si kecil sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga dia harus segera dibawa ke dokter. Jangan menundanya, sebab terjadi masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berusia 3 bulan.

Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melaksanakan USG pada hati dan saluran empedunya. Janganlah terlambat membawa  si kecil ke dokter. Bila ia harus dibawa ke dokter di atas usia tiga bulan, umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan  pengobatan yang sangat mahal di Indonesia. Silakan pelajari juga info mpasi berikut: 5 Jenis Makanan Pendamping ASI agar Bayi Cepat Gemuk.