Bayi ngiler atau “ngences” yang biasa diartikan sebagai bayi tanpa sadar mengeluarkan air liur secara rutin. Ini merupakan keadaan yang wajar dan bukan penyakit. Setiap bayi pasti ngiler, sebab produksi air liur di dalam rongga mulutnya berlebihan. Sementara itu, bayi sendiri belum bisa menelan, gigi belum tumbuh sempurna, atau mengeluarkan air liur dari rongga mulutnya.
Pada orang dewasa, air liur pun diproduksi setiap saat dan jauh lebih banyak. Hanya saja orang dewasa tidak ngiler karena kemampuan psikomotoriknya sudah terlatih. Terkadang kelebihan air ludah pada orang dewasa dibuang dengan cara diludahkan.
Keluarnya air ludah dari rongga mulut karena memang diproduksi rutin oleh kelenjar ludah, dan dikeluarkan melalui mukosa atau selaput lendir rongga mulut. Selaput lendir/mukosa tidak hanya ada pada rongga mulut saja, akan tetapi ada dirongga lainnya. Selaput lendir pada bagian mata, sistem pendengaran, sistem pencernaan juga ada selaput mukosanya. Produksi yang dihasilkan dari dari selaput lendir dari masing-masing bagian yaitu memiliki fungsi sama yakni sebagai pelumas pada bagian-bagian itu.
Selaput lendir/mukosa pada rongga mulut berfungsi sebagai pelumas agar rongga mulut tidak kering. Selain itu, air ludah juga berfungsi untuk terjadinya pencernaan makanan secara kimiawi di dalam rongga mulut, yaitu menghasilkan enzim amilase/ptialin yang berfungsi untuk memecah amilum menjadi gula yang lebih sederhana.
Bayi ngiler normal-normal saja. Hanya bila air liurnya berlebihan, maka perlu diperhatikan. Perlu dicari informasi kemungkinan/barangkali ada faktor lain yang menyebabkan bayi ngiler. Pada orang dewasa, produksi air liur yang berlebih bisa disebabkan karena faktor melihat menu makanan yang lezat dan gurih, mencium aroma masakan, atau karena jarang gosok gigi yang menyebabkan produksi air liur tinggi sebab banyak amilum sisa-sisa makanan di gigi yang harus dipecah dengan bantuan enzim yang ada pada air ludah.
Air liur juga akan keluar lebih banyak lagi jika kelenjar air liur terstimulasi dengan kondisi lingkungan tertentu, misalnya pada saat menyantap makanan yang pedas atau asam. Bayi akan terstimulasi dan mengeluarkan air liur jika ia telah lebih dulu kenal dan suka dengan suatu zat, misal makanan yang ada didekatnya.
Lebih dari itu, dan yang perlu diperhatikan, meningkatnya produksi air liur pada bayi bisa saja karena bayi terinfeksi bakteri. Bila benar banjirnya air liur bayi yang menyebabkan ngiler tersebut karena infeksi bakteri/jamur di dalam rongga mulutnya, segera obati.
Usia 3 Tahun
Pada umumnya, bayi tidak ngiler lagi setelah bayi sudah bisa menelan air liur dengan baik, yakni sekitar umur 2 sampai 3 tahun. Faktor penunjang lainnya, yang dapat menahan ngiler, akan terbentuk setelah bayi/anak/balita mampu meludah secara sempurna.
Bukan berarti anak umur 3 tahun tidak ngiler, ada yang masih ngiler sampai umur 4 atau 5 tahun. Ini kembali lagi tergantung juga dari kondisi biologis si anak bayi tersebut. Cepat atau lambatnya bayi mampu menelan air liur tergantung dari kepandaian dan kemampuan motoriknya.
Ngiler pada anak bayi tidak perlu dipersoalkan sepanjang tidak disertai adanya gejala infeksi pada rongga mulutnya. Yang terpenting, jika pakaian yang dikenakan bayi terkena ngiler dan basah harus segera diganti. Pakaian yang basah jangan tetap dikenakan. Pakaian yang basah bisa menjadi biang keladi penyakit kulit sebab mempermudah kotoran/debu/dan antigen asing dari lingkungan menempel pada kulit bayi. Selain itu, karena air liur mengandung sedikit asam, bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayinya.
Setelah dilap, taburkan bedak secukupnya. Kemudian, jika mandi jangan lupa bersihkan tubuhnya dengan sabun mandi khusus bayi pada bagian yang sering terkena air ludahnya. Mandikan bayi sebersih mungkin jangan sampai ada sisa kotoran yang tertinggal. Gunakan sabun mandi yang ada bahan anti septiknya agar bayi terhindar dari kemungkinan bibit penyakit/kuman.
Setelah selesai dimandikan, keringkan tubuh bayi dengan handuk halus. Pakaikan baju yang halus kain tenunnya dan mampu menyerap air. Tujuannya adalah selain bisa menyerap keringat, juga agar mampu dengan mudah menyerap air liur/air ngilernya bayi. Karena bayi dengan pakaian bersih dan rapih tentu saja akan terlihat menyenangkan. Baca juga: Penyakit Lactose Intolerance Pada Bayi, Balita, dan Anak-Anak.