Panduan MPASI Menurut WHO (A to Z)

MPASI Menurut WHO
MPASI Menurut WHO

Menyambut masa MPASI, merupakan masa yang melibatkan perasaan yang campur aduk bagi sebagian Ibu, apalagi yang baru berpengalaman memiliki anak pertama (setidaknya bagi saya 😊). Kenapa campur aduk? Karena di satu sisi sangat excited menyambut masa dimana si kecil mulai makanan pertamanya. Sementara di sisi lain, terdapat kekhawatiran akan beberapa hal, diantaranya apakah Ibu sudah benar dalam memberikan MPASI, apakah si kecil akan makan banyak, dll.

Saya setuju sekali dengan yang pernah disampaikan Bunda Khairani S, salah satu bunda ASI & MPASI homemade enthusiast juga, yang pada suatu kesempatan pernab menjadi pembicara di Kulwap MPASI. Well said. Beliau pernah bilang intinya kurang lebih; Memberi MPASI pada buah hati, bukan hanya sekedar memasukkan makanan ke dalam mulut buah hati, melainkan Ibu dan buah hati sedang sama-sama belajar fase baru.

Read More

Ibu belajar apa saja makanan yang proper diberikan pada buah hati pada usianya, belajar cara memberi makan, belajar sabar, belajar mengenal karakter buah hati, belajar kreatif, dll. Ga kalah penting bagi Ibu, belajar melawan rasa malas memasakkan full MPASI homemade untuk buah hati, either untuk Ibu yang stay at home ataupun working mommy, hehe (ini setidaknya pengalaman saya sih 😆😂) . Sedangkan buah hati belajar mengontrol gerakan lidah, belajar menelan, belajar tekstur, belajar kenal jam makan, belajar rasa lapar, belajar mengunyah, dll. Perubahan dari hanya menyusu menjadi aktivitas menelan, mengunyah adalah suatu hal yg cukup sulit untuk usia anak 6 bulan karena masih kesulitan mengontrol gerakan lidahnya, oleh karena itu ibu harus berikan waktu untuk buah hati belajar agar terbiasa. Yakinlah, pada saatnya buah hati akan bisa karena terbiasa. Demikian pula ibunya 😊

MPASI Menurut WHO

Untuk pemberian MPASI, terdapat Panduan MPASI WHO yang sudah terjamin efektivitasnya untuk bayi kita. Panduan MPASI dari WHO ini pun direkomendasikan oleh Kemenkes dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Kenapa menggunakan Panduan MPASI WHO? WHO (World Health Organization) adalah sebuah badan yang bergerak dalam bidang kesehatan. Dalam Hierarki Quality of Evidence, metode yang terdapat dalam Panduan MPASI WHO ini sudah berada di piramida Systematic Reviews, alias sudah melalui bermacam-macam tahapan penelitian, sehingga ditetapkan sebagai standar baku. Karena sudah terstandarisasi, sehingga minimal resiko. Jadi Ibu jangan ragu ya untuk mengikuti perkembangan MPASI terbaru dan tepat berdasarkan penelitian pakar kesehatan 😊

Nah, apa saja A to Z Panduan MPASI WHO? Kita bahas satu per satu ya 😊

1. 🐣 KAPAN bayi diberikan MPASI?

● Dalam Panduan Infant dan Complementary Feeding WHO, MPASI harus diberikan pada usia 180 hari atau 6 bulan. Tidak kurang, tidak lebih.

Remarks:
– Untuk bayi premature, penentuan pada usia berapa MPASI dimulai (apakah menggunakan usia kronologis atau usia koreksinya) dilakukan konsultasi dengan DSA terlebih dahulu. Ref. Kakak Mikha lahir premature, dan setelah konsultasi DSA, maka diputuskan menggunakan usia kronologisnya, sebab BB dievaluasi DSA telah catch up dengan bayi pada usianya.

– Demikian pula untuk bayi pada kondisi khusus, misalnya: memiliki rekam medis problem pada pencernaannya, dll,, perlu dikonsultasikan pada DSA terlebih dahulu.

Referensi tentang “Bahaya Pemberian MPASI Dini dan Menundanya”, pernah saya tuliskan dalam album ini.

● Kenapa MPASI harus mulai diberikan tepat pada usia tersebut?

– Hasil penelitian, pencernaan bayi pada usia 6 bulan sudah sangat siap menerima makanan padat pertamanya

– Seiring dengan bertambahnya usia, tedapat kekosongan/ defisit pasokan energi dan nutrisi yang sudah tidak bisa hanya diperoleh dari ASI, harus diberikan Makanan Pendamping ASI.

2. 🐣 Bagaimana FREKUENSI Pemberian MPASI?

Frekuensi pemberian MPASI adalah 5x dalam sehari : 3x makan besar dan 2x cemilan.

Ref: Untuk memudahkan pemberian, Ibu Kakak Mikha menggunakan jadwal pemberian MPASI dari IDAI (terlampir di kolom komentar ya 😊 )

3. 🐣 Berapa JUMLAH TAKARAN/ PORSI MPASI?

Frekuensi makan dan jumlah makanan yang diberikan menyesuaikan kapasitas lambung bayi pada usianya. Pada awal MPASI jumlah makanan yang diberikan sekitar 2-3 sendok makan dewasa. Tiap 2 minggu tingkatkan 1 sdm porsinya, berikut panduannya:

 Usia 6m: 2 sdm (1 sdm sekitar 15 ml)
 Usia 6m2w: 3 sdm
 Usia 7m: 4 sdm
 Usia 7m2w: 5 sdm
 Usia 8m: 6 sdm
 Usia 8m2w: 7 sdm
 Usia 9m: 8 sdm (di panduan WHO wajib 125 ml)
 Usia 9m2w: 9 sdm
 Usia 10m: 10 sdm
 Usia 10m2w: 11 sdm
 … dst. Hingga usia 12m bisa 250 ml per porsi 1x makannya.

·Remarks: Takaran ini ketika sudah siap saji (setelah disaring/ diatur tekstur sesuai usia bayi, dan tentunya sudah menu 4*. Keterangan menu 4* dijelaskan pada bagian beriktunya dalam tulisan ini).

·Keterangan:
Takaran sdm pakai sendok takar.
Tidak menggunakan sendok makan yang dipakai di rumah. Kenapa? Karena ukuran sendok makan berbeda-beda di setiap rumah. Apalagi, ada ukuran peres dan munjung, maka akan beda lagi kapasitasnya.

4. 🐣 Bagaimana TEKSTUR MPASI?

Tahapan Tekstur MPASI:
● 6-9bulan bubur saring (lembut (semi kental, tidak jatuh ketika dimiringkan-agak kasar-kasar) dengan takaran 2-3sdm.
● 9-12bulan nasi lembek-tim padat-cincang, dengan takaran 3-4sdm.
● 12bulan keatas menu keluarga, dengan takaran 4-5sdm.

Nah, berdasarkan apa sih penentuan tekstur MPASI pada usianya tersebut?

Tekstur makanan ini disesuaikan dengan perkembangan oro-motoriknya, kurang lebih gambarannya adalah sebagai berikut:

· Bayi umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendiri rahangnya dan semakin kuat refleks hisapnya.

· Bayi 7 bulan dapat membersihkan sendok dengan bibirnya. Bayi saat ini bisa menggerakkan sendi rahang naik turun, gigi mulai tumbuh untuk memotong makanan.

· Mulai umur 8 bulan bayi mulai mampu menggerakkan lidah kesamping dan mendorong makann ke geliginya.

· Umur 10 bulan merupakan usia yang krisis bagi bayi karena usia ini diharapkan bayi mampu makan makanan semi padat.

· Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah makanan kasar. Pada usia ini bayi siap makan makanan keluarga.

5. 🐣 Bagaimana VARIETAS jenis bahan makanan pada MPASI?

● Untuk awal mpasi bisa langsung memberikan menu 4* tanpa menu tunggal terlebih dahulu (pemberian menu tunggal, saat ini tidak disarankan karena ditakutkan kebutuhan nutrisi pada anak tidak tercukupi).

● Menu 4☆ adalah makanan yg terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan serat/ sayuran. Dalam satu porsi makannya yg terdiri dari 50% karbohidrat, 30% protein hewani, 10%protein nabati dan 10% serat (piramida gizi seimbang).

Ref: jaman dulu, kita mengenal moto “4 sehat 5 sempurna”, nah moto ini sudah tidak berlaku dari 27 tahun lalu dan mulai 2001 WHO menggantinya dengan Gizi Seimbang. Gizi Seimbang terdiri dari bahan2 dalam menu 4 ☆.

● Menu 4 * yang dimaksud yaitu:

1. Karbohidrat, diantaranya terdiri dari beras putih, beras merah, ubi, kentang, labu kuning, jagung, oat, pasta, bihun, mie, roti (khusus pasta atau bahan yg terbuat dr tepung2an sebaiknya diberikan 8bulan keatas).

2. Protein Hewani, diantaranya terdiri dari: daging sapi, daging ayam, ikan laut, ikan tawar, udang, kambing, telur.

3. Protein Nabati, diantaranya terdiri dari: kacang2an (kacang polong, kacang kedelai, buncis, kacang panjang, kacang hijau, kacang merah, edamame) toge, tahu dan tempe.

4. Sayuran, diantaranya terdiri dari: wortel, brokoli, bayam, labu siam, oyong, sawi hijau, sawi putih.

Remarks:
– Jika si anak ada turunan alergi maka sebaiknya bunda bisa membuat food diary agar bisa diobservasi makanan apa yang memicu timbulnya alergi pada anak.
– Makanan yg sebaiknya dihindari hingga bayi usia 1 tahun: Yang terlalu manis, terlalu asam, keluarga berri, buah mengandung gas, buah berserat kayu, jelly.

● Pastikan menambahkan Lemak Tambahan (tidak ikut dimasak ya, tapi diberikan saat tekstur sudah diatur), berikut keterangannya:

🍶 Apa saja bentuk lemak tambahan yang bisa digunakan?

EVOO (extra virgin olive oil), ELOO (extra light olive oil), UB (unsalted butter), santan (tanpa proses pemanasan), minyak sayur, minyak goreng kemasan baru (bukan curah), minyak kelapa (vco).

🍶 Berapa takaran pemberian Lemak Tambahan?

Keluarga minyak (Evoo, Eloo, minyak goring murni) & santan segar: 2sdt-1sdm setiap porsi makan.
Unsalted butter (UB):1/2 -1 sdt setiap porsi makan, maksimal 3 kali dalam seminggu. Kenapa? Krn UB merupakan dairy product, dan bersifat mengikat zat besi.

🍶 Apa fungsi Lemak Tambahan?

a. Pelarut vitamin A,D,E,K yang tidak larut dalam air
b. Penambah rasa gurih alami pada makanan
c. Membantu mengoptimalkan boost bb anak
d. Melancarkan pencernaan
e. Mencegah sembelit
f. Lemak berperan penting dalam perkembangan otak

● Pastikan juga memberikan air putih pada buah hati sesuai dengan takaran berat badannya. Formula perhitunga kebutuhan konsumsi air putih bayi adalah sebagai berikut:

– Bayi ASI: 15 ml x BB
– Bayi sufor: 30 ml x BB

● Pastikan tidak memberikan gula dan garam pada MPASI bayi di bawah usia 1 tahun. Tulisan Referensi “Bahaya Pemberian Gula dan Garam pada Bayi di Bawah Usia 1 Tahun” terdapat pula pada album ini). Untuk menambah citra rasa MPASI bayi di usia bawaj 1 tahun, dapat ditambahkan bumbu aromatik seperti: bawang merah, bawang putih, daun bawang, daun salam, daun pandan, dll.

6. 🐣 Bagaimana CARA MEMASAK MPASI?

Sebaiknya dikukus. Agar nutrsinya tidak berkurang banyak. Setelah dikukus, lalu disaring dengan saringan kawat (bila tekstur masih pasta). Penggunaan blender tidak disarankan karena perubahan fisik yang ekstrim pada bahan makanan dapat merusak kandungan nutrisi.

7. 🐣 Bagaimana CARA pemberian MPASI?

Pernah diulas oleh Dr. Annisa Karnadi, MPASI diberikan dengan cara aktif/ responsif, bukan hanya sekedar diberikan makanan namun juga memperhatikan cara makan, kapan waktu makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI juga diperhatikan faktor psikolosial anak. Beberapa yang perlu kita pahami dan perhatikan dengan adalah:

● Suapi bayi dengan penuh perhatian. Berikan motivasi buah hati untuk mau makan tapi jangan paksa untuk makan.
Jika ia menolak makan maka ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur, atau metode pemberian makanan.
● Minimalisir gangguan saat anak makan agar perhatiannya tidak mudah teralihkan.
● Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurahkan perasaan cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan.
● Jika anak menolak sendok coba berikan makan dengan menggunakan tangan (pastikan tangan ibu bersih), atau coba ganti sendok yang digunakan, piring yang digunakan, dll. Intinya, ibu harus tetap tetap berjuang mencari root cause anak tidak mau makan & terus cari solusinya. Yakinlah, badai pasti berlalu, kalau kata Alm Opa Chrisye 😅😄

Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini seperti dalam baby led weaning (BLW).

Metode pemberian makan aktif responsif (jadi ibu menyuapi anak tapi anak juga dilibatkan secara aktif untuk makan) telah terbukti dari berbagai penelitian yang dilakukan bisa membuat anak makan lebih banyak.

Bagaimana cara pemberian makan aktif responsif?

🥘 Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak.
🥘 Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi.
🥘 Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.

7. 🐣 Apa saja HIGIENITAS Pemberian MPASI yang perlu diperhatikan?

● Saat mempersiapkan/ memasak MPASI:

Untuk memberikan MPASI, Ibu harus memastikan kebersihan seluruh hal terkait MPASI yang disiapkan untuk buah hati, di antaranya: kebersihan bahan makanan, kebersihan air yang digunakan, kebersihan alat makan, kebersihan proses memasak dan termasuk tangan Ibu saat memasak. Pastikan MPASI dimasak hingga matang sempurna.

● Saat akan menyajikan MPASI:

Selalu pastikan cuci tangan ibu dan buah hati saat mau makan atau saat memasak. Bila makanan bayi tidak langsung diberikan, pastikan disimpan dikulkas dalam rentang yang tidak terlalu lama. MPASI bayi tidak disimpan dikulkas sebaiknya digunakan dalam maksimal waktu dua jam. Bila disimpan di kulkas (pastikan disimpan dalam tempat kedap udara) dapat digunakan maksimal 2×24 jam.

Ref: Untuk strategi manajemen memasak MPASI homemade untuk Working Mommy, pernah saya tulis di album ini juga dengan judul “Memasak MPASI Homemade untuk Ibu Bekerja” (bukan Best Practice Sharing ya, Cuma berbagi dari yang saya lakukan sehari-hari, saya sendiri juga masih terus belajar J )

Sumber referensi:
· Complementary Feeding, Family Foods for Breastfeed Children WHO
· Key Messages Booklet, The Community Infant and Young Child Feeding Counselling Package, UNICEF
· Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi, IDAI
· Buku KIA, 2017
· http://www.idai.or.id/…/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-d…
· Dr. Annisa Karnadi dalam https://duniasehat.net/…/…/makanan-pendamping-asi-mpasi-who/;
· https://zonamama.com/panduan-mpasi-dengan-metode-who-edisi…/

Related posts