Obat bukan tidak boleh diberikan pada anak/bayi. Anak/Bayi boleh diberi obat asal dengan alasan yang rasional (RUM = rational use of medicines). Sebagai informasi, modal seorang dokter anak dalam bekerja adalah ibu percaya pada dokter. Karena, pengobatan pada anak saat sakit bersifat sangat individual, satu anak berbeda dengan anak lain. Dokter pasti punya alasan mengapa memberikan satu jenis obat pada anak yang sedang sakit. Apabila orang tua tidak setuju dengan pemberian obat tersebut, lebih baik dipelajari komponen yang ada pada obat tersebut, lalu diskusikan dengan dokter sampai orang tua paham alasan dokter. Jadi bila ditanya perlu obat atau tidak pada bayi diare, jawabannya tergantung diagnosis. Bila perlu lakukan tes laboratorium, seperti cek rotavirus yang sekarang banyak terjadi pada bayi diare.
Untuk anak diare, karena dia kehilangan cairan, maka hal utama yang harus diberikan padanya adalah cairan yang mengandung gula dan garam. Anak yang diare terus-menerus bisa mengalami kejang karena kekurangan cairan elektrolit. Anak yang diare sampai 10 kali dapat membuatnya demam.
Untuk bayi yang mengalami diare, WHO menyarankan pemberian suplemen zinc. Apalagi pada bayi-bayi yang sedang menjalani program ASI dan MPASI, yang biasanya makin kecil kandungan zinc dari ASI setelah usia 4 bulan. Sementara untuk makanan yang dianjurkan adalah buah yang mengandung kalium tinggi, yaitu pisang. Infus yang diberikan pada anak diare biasanya juga ada cairan kalium. Bisa juga diberi apel yang mengandung pektin, yang dapat membuat konsistensi feses bayi lebih padat. Hindari dulu pemberian buah yang kandungan vitamin C dan seratnya tinggi seperti jeruk dan pepaya. (Sumber referensi pendukung: Klinikdoktertiwi).