Penyakit Lactose Intolerance Pada Bayi, Balita dan Anak-Anak

Mengenal penyakit lactose intolerance pada bayi, balita, dan anak-anak sangatlah penting bagi seorang bunda yang tetap setia mengurusi anak-anaknya hingga dewasa nanti. Penyakit lactose intolerance ini ternyata tidak hanya menyerang bayi/balita/anak-anak saja, akan tetapi orang dewasa juga menderitanya.

Saya jadi teringat dengan salah seorang dosen saya di Program Studi Pendidikan Biologi di Universitas Lampung yang menderita penyakit Lactose Intolerance. Padahal, beliau adalah dosen senior di jurusan saya. Jadi pada saat seminar penelitian skripsi mahasiswa biasanya para mahasiswa bimbingan memberikan hadiah makanan setelah atau saat sidang skripsi berlangsung. Jadi, khusus dosen saya yang satu ini, sebut saja pak Arwin Achmad tidak menyukai makanan yang mengandung susu, termasuk roti, produk makanan susu, dan lainnya. Beliau mengaku jika mengonsumsi roti atau bahan makanan yang mengandung susu yang kaya akan laktosa maka bisa mencret. Jadi beliau lebih memilih jenis makanan pasar seperti lemper, lambang sari, cenil, getuk, empek-empek, dan lain sebagainya.

Roti Makanan yang Banyak Laktosa
Roti Makanan yang Banyak Laktosa. Photo Original by: resepmpasi.com

Pada bayi/balita/anak-anak sendiri juga sama gejalanya seperti orang dewasa. Biasanya bayi/balita/anak-anak yang menderita penyakit Lactose Intolerance disebabkan karena alergi terhadap produk makanan yang mengandung laktosa dalam air susu. Jika mereka mengonsumsinya, maka bisa dipastikan mengalami gangguan pencernaan, seperti mencret maupun diare, sebab lambungnya tidak dapat mentoleransi adanya laktosa pada air susu tersebut.

Solusi/penanganan untuk mengatasi jika bayi/balita/anak-anak anda mengalami Lactose intolerance yakni:

  • Pada bayi prematur, sebaiknya berikan bayi dengan susu rendah lactosa umur 2 sampai 4 minggu setelah kelahiran, sebab biasanya pemberian enzim laktase pada bayi yang prematur membaik pada waktu 2-4 minggu pasca kelahiran;
  • Pada penderita lactose intolerance akibat tidak bisa meminum susu setelah bayi selesai masa penyapihan, hendaknya bayi tetap diberikan susu dengan kadar laktosa tidak terlalu tinggi (kadar laktosanya rendah). Sebab dengan pemberian susu berarti ada zat-zat gizi yang masuk di dalam tubuh bayi/balita dan menstimulasi mikrojonjot untuk memproduksi enzim laktase. Ada sebagian orang tua yang beranggapan bahwa pada bayi/anak yang mengalami lactose intolerance tidak perlu diberikan ASI. Pendapat ini tidak benar, sebab seperti diketahui bahwa ASI merupakan sumber makanan yang paling bagus untuk bayi. Selain itu ASI mengandung kolustrum yaitu suatu zat kekebalan pasif alami yang tidak dimiliki oleh produk susu komersial lainnya;
  • Hindari/jangan berikan mereka makanan/minuman yang tinggi kadar laktosa, misalnya minuman susu fermentasi, yogurt, yakult, dan sejenisnya;
  • Ganti makanan bayi/balita/anak dengan makanan/minuman jenis lainnya, asal tidak berbahan dasar susu;
  • Pada waktu bayi umur 6 bulan pertama, sebaiknya latih bayi dengan menu MPASI yang berbahan dasar susu, agar nantinya terlatih dan tidak alergi dengan protein yang ada pada air susu;
  • Jaga kebersihan botol bekas minum susu bayi, cuci dengan air hangat;
  • Coba bayi yang berumur 1 tahun dengan susu formula yang rendah laktosa agar terbiasa pada tahun-tahun berikutnya;
  • Jangan lupa membaca tanggal kadaluarsa (expired date) pada produk susu yang dibeli.

Itulah tadi penjelasan tentang penyakit lactose intolerance pada bayi, balita, dan anak-anak, semoga bermanfaat untuk anda. Silakan baca juga: 10 Jenis Makanan Pemicu Alergi Pada Bayi, Balita, dan Anak-Anak.

1 thought on “Penyakit Lactose Intolerance Pada Bayi, Balita dan Anak-Anak”

Comments are closed.