Bayi Menolak MPASI? Tenang Saja, Inilah Cara Mengatasinya

Bayi susah makan/menolak makan sumber gambar alodokter.com
Bayi susah makan/menolak makan sumber gambar alodokter.com

Sebagai orang tua, khususnya bunda pastinya sedih ya jika si kecil enggan membuka mulut saat disodorin MPASI? Ini adalah hal wajar namun tak semua bayi melakukannya.

Tenang saja bunda, tidak perlu overthinking, yuk perbaiki mindset dan mengenal alasan kenapa si kecil menolak MPASI.

Read More

Penyebab Bayi Menolak MPASI

Alasan kuat yang menyebabkan bayi menolak MPASI bisa jadi karena bayi sedang adaptasi dengan tekstur makanan cair ke makanan padat. Atau bisa jadi karena si bayi sedang malas mengunyah MPASI karena mungkin selama itu ASI lebih praktis dikonsumsinya daripada MPASI itu sendiri.

Seperti saya kutip sedikit dari salah satu artikel di https://www.ibupedia.com/, bahwa sebelum menentukan cara pemberian MPASI yang lebih menarik, cari tahu terlebih dahulu penyebab bayi menolak MPASI. Apakah bayi lelah, ngantuk, kenyang ASI, atau sedang asyik dengan sesuatu? Mungkin waktu laparnya belum sesuai dengan jadwal makan yang dibuat. Mungkin juga porsinya belum sesuai dengan kebutuhannya.

Begini Cara Mengatasi Bayi Menolak MPASI

Mengatasi bayi yang selalu/terkadang menolak MPASI dapat ditempuh dengan cara-cara yang etis dan beretika. Kita sebagai orang tua harus menaruh perhatian lebih serta mengenal ilmu parenting dan memahami psikologi anak.

Secara psikologi bayi akan cenderung merengek apabila dipaksakan untuk memakan makanan MPASI tanpa diberikan perhatian khusus terlebih dahulu. Namun tidak semua bayi melakukan hal ini.

Cobalah bunda untuk mengelus pipinya, dan ucapkan sesuatu padanya, misalnya: “sayang ayo dong makan MPASI yang sudah mama buatin biar adek cepat gede”. Lanjutkan juga dengan ucapan perhatian seperti contohnya: “mama sayang kamu dek, ayo makan yang lahap”.

Dengan memberikan perhatian seperti di atas, mudah-mudahan akan semakin ada kedekatan emosional walapun mungkin bayi belum terlalu paham dengan apa yang diucapkan oleh ibunya.

Tidak hanya orang dewasa saja yang bosan akan makanan yang itu-itu saja, bayi pun demikian. Jika bayi mengonsumsi makanan dengan menu yang sama setiap harinya, maka tentu saja bayi juga akan bosan. Biasanya kebosanan bayi itu akan ditunjukan ketika disuapi MPASI. Umumnya bayi yang mempunyai kecenderungan bosan MPASI bisa dengan cepat melakukan gerakan tutup mulut (GTM).

Saat GTM ini terjadi, maka umumnya sebagian bayi akan merasa gelisah, menyemburkan makanan, membuang makanan dari dalam mulutnya, menggerakan bagian tubuhnya sebagai respon ketidakmauannya untuk disuapi makanan. Ada juga bayi yang merengek/menangis karena tidak mau diberikan makanan yang sama.

Terkadang penyebab bayi GTM ini juga bisa terjadi karena si bunda asyik dengan menu andalannya setiap hari. Sebagai contoh MPASI pure pisang atau pure apel yang mudah dibuat dan dijadikan menu andalan setiap hari. Dan pada akhirnya, jika menu ini dikonsumsi rutin tanpa diselingi dengan menu makanan yang lain, maka tidak bagus juga untuk bayi karena tidakadanya gizi seimbang yang bervariasi. Sebaiknya bunda harus memvariasikan menu MPASI setiap harinya. Dengan begitu maka bayi tidak bosan dan mungkin akan semakin lahap makan karena menunya berbeda-beda.

Infografik 10 Tips Mensiasati Anak GTM (Gerakan Tutup Mulut), sumber: ibupedia.com

Variasi makanan pendamping ASI yang bisa dilakukan agar bayi tidak GTM misalnya dengan mengubah rasa yang berbeda setiap harinya, baik itu rasa manis atau gurih.

Rasa manis mungkin bisa diperoleh dari manisnya rasa buah-buahan seperti pir, pisang, pepaya, melon, alpukat atau apel. Sehingga bunda bisa membuat pure apel, melon, pisang atau pir dan dijadwalkan pada hari yang berbeda. Bahkan jika di samping halaman rumah ada buah pepaya yang matang maka bisa juga dijadikan pure pepaya lezat yang disukai bayi.

Sementara itu, rasa gurih pada menu MPASI bisa diperoleh dengan menambahkan bumbu aromatik (bumtik) seperti misalnya daun salam, rimpang sereh, kunyit, bawang merah/bawang putih, seledri, daun bawang, cengkeh, kayu manis dan lain sebagainya.

Penambahan bumtik pada menu MPASI tersebut sangat bagus bagi bayi yaitu dapat meningkatkan nafsu makan, menambah sistem kekebalan tubuh/imunitas pada bayi, mencegah infeksi dan atau peradangan yang mungkin bisa terjadi pada tubuh bayi.

Selain pemberian bumtik, penting juga menerapkan jadwal makan MPASI yang selang-seling. Sebagai contohnya, jika pada hari ini bayi makan pure apel, maka besok harus diberikan menu berbeda misalnya pure buah pepaya atau pure pir, melon, jeruk, dan sejenisnya.

Selain itu, penting juga memberikan rentang waktu dan mengatur jadwal makan si kecil. Dan saat bayi menolak makan bisa jadi memang bayi sedang kenyang, atau memang baru saja minum ASI atau jarak waktu makannya berdekatan dengan makan terakhirnya.

Untuk mengatasi/menangani hal di atas, tentu saja bunda harus membuat jadwal rutin harian kapan si kecil harus makan dan berhenti makan. Berilah rentang waktu makan sekiranya 1-1,5 jam dari waktu menyusu sebelum ia kembali makan. Atau bisa juga menunggu sampai si kecil benar-benar merasa lapar dengan tanda menunjukkan tangisan atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut (misalnya jari tangan yang dimasukkan ke mulutnya).

Bayi menolak makan juga bisa disebabkan karena sedang sakit, demam, infeksi, atau sedang tumbuh gigi. Jika memang terjadi perubahan fisik demikian, maka bunda harus telaten menyuapi si kecil. Jangan lupa bawa ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan diagnosa serta pengobatan yang tepat.

Yang terakhir, yang tak kalah pentingnya yaitu bunda perlu sekali menyediakan suasana makan yang menyenangkan bagi si kecil. Bunda bisa dengan santai dan sambil tersenyum saat menyuapi si kecil. Ajaklah ia untuk berdoa sebelum makan dan sesudah makan (bunda sendiri yang mengucapkan). Selain itu, bunda juga jangan menunjukkan sifat cemberut atau panik di depan si kecil jika ada makanan MPASI yang jatuh di lantai. Atau bunda juga jangan terlalu tegang saat ada noda yang menempel di sekitar mulut si kecil. Bunda harus bersikap luwes dan santai saja sambil menghibur si kecil saat makan.

Saat mendulang (menyuapi) si kecil, bunda juga harus menunjukkan kesan ceria, serta mengajak si kecil lebih interaktif agar tidak bosan, misalnya dengan memperagakan beberapa gaya seperti sambil menyetel musik, membiarkan si kecil memasukkan makanan MPASI secara mandiri, atau dengan memainkan sendok seperti pesawat terbang sambil meledek si kecil dengan perasaan bangga.

Pada akhirnya inisiatif seorang bunda dalam menangani GTM dan penolakan makan pada bayi dituntut pada saat itu juga, dan sebisa mungkin lebih memprioritaskan tumbuh kembang si kecil dengan pemberian makanan yang variatif dan bergizi seimbang.

Semoga artikel sederhana di atas bermanfaat untuk para bunda yang sedang bingung tentang bagaimana menangani bayi yang mengalami penolakan makan MPASI. Terima kasih sudah menyimak.

Related posts