Protein Hewani (Prohe) dan Protein Nabati Pencegah Stunting Pada Bayi, Balita dan Anak-Anak

Pure Hati Ayam yang Enak, Sehat, dan Bergizi
Pure Hati Ayam yang Enak, Sehat, dan Bergizi

Bayi, balita, maupun anak-anak sangat rentan terhadap berbagai penyakit akibat mal nutrisi (kekurangan gizi) karena pola makan yang tidak teratur, atau makanan yang dikonsumsi kurang memadai. Gangguan akibat kekurangan zat gizi terutama protein misalnya yaitu kwashiorkor, marasmus, dan stunting.

Di negara berkembang seperti Indonesia, permasalahan gizi buruk seperti stunting masih banyak ditemui dan belum terselesaikan dengan baik. Ini terjadi karena kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi harian bayimasih rendah. Selain itu, faktor kemiskinan juga bisa menjadi penyebabnya. Orang tua (pengasuh bayi) tidak memiliki cukup uang untuk membeli bahan makan yang hendak diolah menjadi menu camilan atau MPASI bayi.

Read More

Di daerah 3T di Indonesia, banyak sekali kasus stunting pada bayi, balita dan anak-anak yang tentunya mebuat kita semua menjadi prihatin.

Pure Hati Ayam yang Enak, Sehat, dan Bergizi

Penyebab stunting banyak sekali dan memang sulit terelakkan dari takdir saat ini. Dikutip dari penelitian Mugianti, dkk (2018), menyimpulkan bahwa faktor penyebab stunting yaitu asupan energi rendah (93,5%), penyakit
infeksi (80,6%), jenis kelamin laki-laki (64,5%), pendidikan ibu rendah
(48,4%), asupan protein rendah (45,2%), Tidak Asi Ekslusif (32,3%),
pendidikan ayah rendah (32,3%) dan ibu bekerja (29%). Faktor tersebut
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang pemenuhan gizi
dan terdapat orangtua dengan pendidikan rendah yang diperlukan lintas
sektor dalam penanganannya.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 mencatat terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Aryastam NK bahwa prevalensi balita mengalami stunting cukup tinggi.

Melihat kajian di atas, maka penting sekali bagi orang tua untuk memerhatikan asupan nutrisi pada bayi, balita dan anak-anak mereka.

Asupan dasar menu makanan yang kaya akan protein menjadi solusi untuk mencegah dan mengatasi stunting pada bayi, balita dan anak-anak.

Protein hewani yang berasal dari hewan harus diberikan, contohnya daging merah, daging ayam, ikan, hati ayam, telur, susu, dan olahan makanan laut lainnya.

Selain itu, penting juga diberikan olahan makanan yang berasal dari protein nabati contohnya adalah kecambah/tauge, tahu, mente, kacang kapri, kacang tanah, kacang hijau, kemiri, kedelai, dan lain sebagainya.

Pemenuhan sumber protein yang ditambahkan pada olahan makanan harian bayi (misal MPASI), dan balita maupun anak-anak ternyata dapat mencegah dari permasalah stunting. Jadi, sebagai orang tua harus peka, mau belajar seputar parenting untuk jadi bekal dalam merawat anak-anak mereka agar terhindar dari stunting.

Sumber Referensi:

(1). Bima, Awaludin. 2019. Analisis Bagaimana Mengatasi Masalah Stunting di Indonesia. Teredia secara online di situs https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/45197. Diakses pada Rabu, 14 Oktober 2020 (JURNAL).

(2). Mugianti, dkk. 2018. Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Tersedia secara online di situs jnk.phb.ac.id. Diakses pada Rabu, 14 Oktober 2020 (JURNAL)

(3). Ni’mah, K. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Pada Balita. Tersedia secara online di situs https://e-journal.unair.ac.id/index.php/MGI/article/download/3117/2264. Diakses pada Rabu, 14 Oktober 2020 (JURNAL).

Related posts